Beberapa hari setelah gempa, semburan gas dari perut bumi menggegerkan warga Desa Kubu, Kecamatan Tripa Makmur, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh.
“Yang keluar itu gas liar, bisa ditemukan dibekas rawa-rawa dan endapan kayu, kami sudah sterilkan lokasi. Belum kita ketahui apakah berbahaya atau tidak, masih menanti tim dari Provinsi Aceh turun membawa alat detektor gas,” kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Nagan Raya, Samsul Kamal, seperti dilansir Antara, hari ini.
Belum diketahui apakah semburan gas bumi ini ada kaitannya dengan gempa Aceh atau tidak. Namun, fenomena ini mirip dengan semburan lumpur di Sidoarjo yang terjadi sekitar satu bulam setelah gempa Yogyakarta, Mei 2006 silam.
Semburan gas yang sempar merusak konstruksi rumah warga di Kabupaten Nagan itu, kata Samsul, awalnya ditemukan pekerja pengali sumur bor, kemarin. Pekerja itu melihat keanehan itu lalu menghentikan aktivitas untuk sejenak, berselang satu jam semburan lumpur keluar menyemprot sekitar 20 meter.
Menurut analisis Distamben, semburan gas liar itu bisa ditemukan di kawasan setempat atau dimanapun, seperti yang dialami oleh pekerja galian sumur bor itu menemukan tenaga dorongan gas pada kedalaman sekitar 40 meter dalam perut bumi.
Samsul Kamal menjelaskan, semburan air, pasir bersama lumpur tersebut hanya terjadi sekitar 1,5 jam langsung berhenti, kemudian hanya berjarak sekitar 30 meter dari lokasi tersebut juga ditemukan satu lubang yang juga mengeluarkan semburan, hari ini.
“Tadi juga kami menemukan satu lubang lagi yang mengeluarkan semburan seperti itu pada bekas galian lama, jarak sekitar 30 meter dari lokasi temuan kemarin. Keluar juga semburan air, pasir, lumpur dan tekanannya sudah lumayan besar,” jelasnya.
Semburan gas, air, pasir dan lumpur di Nagan Raya, Aceh itu bukanlah kejadian yang pertama, namun beberapa tahun lalu juga pernah muncul semburan gas disalah satu rumah warga yang juga secara geografis berada di daerah bekas rawa-rawa.
Menuut Samsul Kamal, temuan pekerja penggalian sumur bor itu masih sangat dangkal, hanya mengunakan lima batang pipa berukuran panjang lima meter menusuk perut bumi atau di kedalaman sekitar 40 meter dari permukaan tanah.
Sebab itu apabila ada endapan galian liar, maka secara langsung menyentuh akan pipa mengeluarkan tekanan kuat ke atas sehingga menyumburkan apapun dari dasar tanah, terutama air, pasir dan lumpur dengan tekanan cukup lumayan besar.
“Kami melihat sumber gas itu memang ada, cuma potensinya tidak cukup kalau untuk dikelola sebagai sumber energi skala industri. Rumah rusak itu benar dan sebenarnya cuma kontruksi teras rumah, ketika semburan keluar kemarin,” ujarnya.|ANT/RMN