AWALNYA main-main. Eh, jadi beneran.
Selasa lalu, Mas Tri Haryanto datang ke kantor saya. Hanya silaturahmi saja. Sudah lebih dari dua tahun saya tidak bertemu dengannya, semenjak pindah domisili ke Malang, Jawa Timur.
Mas Tri, begitu saya biasa memanggilnya, dulu bekerja sebagai desainer grafis di sebuah perusahaan biro iklan. Tertantang menjadi pengusaha, Mas Tri kemudian resign dari tempat kerjanya.
Dunia anak-anak rupanya lebih disukainya. Dengan bekal keahliannya dalam seni menggambar, Mas Tri kemudian menerbitkan buku ”Menggambar itu Gampang”.
Dari sinilah perjalanan Mas Tri sebagai entrepreneur bermula.
Buku jilid 1 ternyata laris manis. Selanjutnya, terbitlah buku jilid 2 dan 3. Saat ini sedang disiapkan buku jilid 4. Lewat buku itulah, Mas Tri mengajar di berbagai sanggar lukis anak-anak di Malang. Mas Tri juga secara rutin mengajar anak-anak penderita kanker yang dirawat di sejumlah rumah sakit di kota sejuk itu.
Dari ngobrol ngalor-ngidul selama tiga jam, muncullah sebuah ide mengajar secara online. Gagasan itu muncul gara-gara ada beberapa penggemar dari luar Jawa yang ingin mengundang Mas Tri namun terkendala biaya. ”Tiket penerbangan dan hotelnya mahal,” jelas Mas Tri yang beberapa kali mengajar ke Kupang, NTT itu.
Nah, teknologi live streaming bisa dimanfaatkan untuk menghemat biaya. Caranya, Mas Tri mengajar di studio. Penonton bisa menyaksikan dari mana saja melalui gadget.
Tak mau bertele-tele, Mas Tri sepakat melakukan siaran uji coba dari studio Wiramice TV di Tebet, Jakarta Selatan. Dengan property minimalis, akhirnya siaran ujicoba itu pun terlaksana. Saya sendiri menjadi host siaran tersebut.
Respon pemirsa ternyata cukup baik. Siaran selama 48 menit itu diakses 901 kali, dengan penonton sebanyak 130 orang. Beberapa di antaranya mengajukan pertanyaan yang langsung dijawab.
Melihat respon yang positif itu, Mas Tri tergerak untuk mengajar lagi hingga beberapa episode secara terjadwal. Paling tidak, seminggu sekali. Dengan demikian, pekan depan, Mas Tri akan kembali bersiaran langsung di Fanpage Wiramice TV.
Sebenarnya, siaran langsung itu akan lebih hidup kalau bisa menghadirkan anak-anak di studio. Tapi, kalau harus mendatangkan anak-anak, tentu tidak bisa malam hari. Bagusnya pada hari libur, misalnya Sabtu atau Minggu pagi.
Ada usul? Atau ada pengelola PAUD yang tertarik bekerjasama menyelenggarakan siaran langsung selanjutnya?
Untuk yang belum sempat menonton siaran langsungnya, silakan putar ulang video on demand melalui link https://www.facebook.com/wiramicetv/videos/1845409982398514/
(jto)