Dalam perjalanan dari Purwodadi Grobogan ke Jogja melalui Solo, Sabtu lalu, saya sempatkan singgab di Terminal bus Tirtonadi. Terminal yang dulu kumuh itu sekarang sudah ditata cukup baik.
Saat ini, tengah dibangun jembatan penyeberangan orang yang menghubungkan stasiun dengan terminal. Perlu 10 menit untuk berjalan kaki dari terminal ke stasiun itu.
Karena jembatan belum jadi, saya pun berjalan kaki menyusuri kaki jembatan yang berangka beton bertulang itu.
Bangga tapi juga sedih. Di bawah bentang jembatan megah itu, tampak runah-rumah reyot, kumuh dan tak layak huni yang dihimpit tembok rumah keluarga yang kaya.
Saya kira sudah tidak ada keluarga prasejahtera di kota Solo karena walikotanya saat itu konon mendapat penghargaan kelas dunia. Ternyata kemiskinan itu masih ada dan tampak nyata.(JTO)