Festival Ronthek Pacitan (FRP) 2017 resmi dibuka oleh Bupati Indartato. Pembukaannya sendiri ditandai dengan pemukulan kentongan di lokasi garis start di Jalan A Yani, tepat di depan SMPN 1 Pacitan, Senin (4/9/2017) malam.
Agak berbeda dari tahun sebelumnya. Sebelum membuka kegiatan, bupati bersama para anggota Forkopimda menaiki kendaraan lapis baja Anoa dari pendopo kabupaten menuju titik pemberangkatan. Panser produksi PT. Pindad itu didatangkan dari satuan Batalyon Infanteri (Yonif) Mekanis 521/Dadaha Yudha, Kediri oleh Kodim 0801 Pacitan.
Selain Forkopimda, hadir pula sejumlah tamu undangan dari daerah sekitar. Baik Jawa Tengah maupun Jawa Timur sendiri. Diantaranya Kabupaten Wonogiri dan Sragen (Jateng), Gunung Kidul (Yogyakarta), Kabupaten/Kota Madiun, Trenggalek, serta Magetan.
Menurut bupati festival ini berawal dari tradisi gugah sahur yang selalu dilakukan masyarakat Kabupaten Pacitan sepanjang bulan Ramadhan. Dalam perkembangannya seni yang satu itu kemudian dikembangkan dan dikemas sedemikian rupa menjadi atraksi seni menarik. “Ini juga sebagai ajang promosi pariwisata daerah sekaligus menjadi wadah kreatifitas seni,” kata dia.
Ketua Panitia Festival Ronthek Pacitan Marwan menjelaskan agenda tahunan ini memiliki sejum lah tujuan. Seperti sebagai ajang meningkatkan kualitas seniman, menambah pengetahuan budaya, dan menyebarluaskan karya seni bernuansa tradisional. “Juga sebagai media mempererat persatuan, dan menjunjung harkat martabat bangsa melalui seni budaya,” jelasnya.
Tahun ini jumlah peserta total mencapai 36 grup. Mereka berasal dari perwakilan 11 kecamatan dan 25 desa/kelurahan se-Kecamatan Pacitan. Untuk meraih predikat terbaik masing-masing peserta diberikan tiga kali kesempatan unjuk kebolehan sepanjang rute antara Jalan A Yani-Panglima Besar Jendral Sudirman. Masing-masing di lokasi pemberangkatan, depan gedung PLUT, dan perempatan depan Pos Polisi Tanjungsari. Sesuai rencana festival akan berlangsung mulai tanggal 4-6 September. (arif/tarmuji/danang/pranoto/humaspacitan).