Kisah memilukan seorang nenek yang jauh dari anaknya

0
51

Baru saja saya melihat secara langsung sebuah peristiwa yang sangat memilukan. Seorang nenek menangis tersedu-sedu sambil menelpon saudara dan anak- anaknya, sejak pagi hingga tengah hari.

Suami sang nenek telah pergi untuk selamanya, namun sampai saat itu tidak ada seorangpun keluarga dan anak-anaknya yang datang. Berdasar pembicaraan yang saya dengar, sang anak semuanya merantau, sedangkan saudaranya terkendala transportasi.

Saat itu cuaca sedang hujan lebat disertai dengan suara gemuruh dan cahaya kilat yang membuat nyali semakin ciut. Datanglah beberapa orangwarga dan perangkat desa yang segera menyelesaikan administrasi Rumah Sakit, sekaligus meminta jenazahnya dimandikan dan dikafani.

Sesaat kemudian, setelah semuanya selesai, jenazah segera dibawa Pulang meninggalkan RSUD Pacitan. Kebanyakan orang yang berada dilokasi melihat kepergian sang nenek dan mayat suaminya dengan rasa yang tidak bisa saya gambarkan dengan tulisan disini.

Dalam hidup ini, kita pasti berharap jika suatu saat anak-anak yang sejak lahir dijaga dan dibesarkan, suatu saat akan bisa berada menemani saat kita sudah tua. Mereka Bisa kita pandang, dimintai tolong, bahkan bisa memijat, jika sekujur tubuh sudah merasa sakit karena kondisi yang sudah renta.

Mungkin harapan sebagian orang bisa terwujud, namun tidak bagi yang lain. Ketika sudah memiliki keluarga, dan dihadapkan dengan kebutuhan ekonomi, anak-anak yang kita idam-idamkan mungkin saja akan berada jauh dari kita. Memang begitulah kenyataan yang akan banyak dialami orang tua.

Meskipun sang anak mungkin tidak lupa bagaimana ayah ibunya melindungi dan membesarkan mereka dengan tetesan keringat. Memberikan obat ketika sedang sakit agar anak anaknya bisa sembuh dan sehat. Bahkan rela berkorban harta dan nyawanya demi sang anak.

Akan tetapi karena jika sudah dihadapkan dengan persoalan dunianya masing-masing, sang anak jadi tidak berdaya. Apalagi jika sedang mengemban tugas negara, mereka akan meneteskan airmata jika teringat orang tuanya yang sudah renta.

Itu baru gambaran kehidupan didunia, apalagi nanti di Akhirat. Disana nanti Manusia akan sibuk dengan urusannya masing-masing, mempertanggung jawabkan amal perbuatanya dikala masih hidup.

Dengan melihat kondisi seperti cerita diatas, maka kita baru menyadari dan teringat kembali sebuah pesan akan pentingnya Amal Jariyah, Anak Soleh dan Ilmu yang Bermanfaat.

By : Eko Setiawan