Sejumlah langkah diambil Pemerintah Kabupaten Pacitan untuk mengatasi penyebaran penyakit hepatitis A. Meliputi kategori tatalaksana kasus yang lebih intensif, serveilens epidemiologi yang lebih akurat, dan pengendalian faktor resiko yang disebut TaSPen. Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, Eko Budiono saat mendampingi Bupati Pacitan mengunjungi pasien suspect hepatitis A yang dirawat di RSUD dr. Darsono, Rabu (26/06/2019).
Tatalaksana kasus yang lebih intensif misalnya warga yang menjadi suspect akan menjalani rawat inap, pemberian nutrisi tinggi kalori dan protein, pemeriksaan imunologis melalui rujukan ke BTKL, tes cepat molekuler, dan pemeriksaan kontak serumah. Sedangkan untuk kategori serveilens epidemiologi lebih akurat, petugas melakukan pengisian SKDR harian, membuat laporan wabah mingguan, grafik jumlah kasus dan distribusinya, sistem laporan cepat untuk semua puskesmas dan layanan kesehatan swasta.
Pada langkah ketiga dilakukan pengendalian faktor resiko. Dimana petugas melakukan pemeriksaan sumber air, khlorinasi, intensifikasi kebiasaan cuci tangan pakai sabun, promosi kesehatan tentang pencegahan hepatitis A, aktivasi dukungan lintas sektoral, penggerakan peran serta masyarakat, peningkatan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) 5 pilar, peningkatan pelaksanaan perilaku hidup sehat, dan penyuluhan keluarga. “Kita juga memikirkan nanti untuk vaksinasi bagi petugas kesehatan, bagi mereka yang beresiko tinggi”jelas Eko Budiono.
Data terakhir Dinas Kesehatan mencatat angka 581 penderita suspect hepatitis A. Penyebaran awal di wilayah Kecamatan Sudimoro, kemudian menyebar ke Kecamatan Ngadirojo dan Tulakan dan sudah diketemukan juga di wilayah Kecamatan Kebonagung. Status KLB (kejadian luar biasa) pun sudah ditetapkan Pemkab Pacitan untuk lebih mengoptimalkan penanganan penyakit ini. (katwadi BW, nasrul, arif, humas pacitan)