Dinas Pertanian Gelar Bimtek Pemeliharaan Tanaman Jeruk Demi Maksimalkan Produksi

0
168

Tanaman Jeruk Baby Pacitan yang dikembangkan di Kabupaten Pacitan sejak tahun 2014 sudah mulai berbuah. Pengembangan Kawasan jeruk ini terletak di Pacitan bagian utara, yakni Kecamatan Bandar, Nawangan dan Tegalombo. Pembentukan kawasan jeruk merupakan bagian dari implementasi kebijakan Kementerian Pertanian, bahwa pembangunan komoditas unggulan diarahkan pada pengembangan kawasan yang terpadu secara vertikal dan horizontal, melalui konsolidasi usaha produktif berbasis lembaga ekonomi masyarakat yang berdaya saing tinggi di pasar lokal maupun internasional. Program tersebut perlu didukung secara optimal agar memberi dampak nyata terhadap peningkatan kesejahteraan petani.

Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan terus berupaya mendukung pengembangan kawasan Jeruk mulai dari bantuan Saprodi (pupuk dan bibit), bimbingan teknis, pembuatan SOP, Sekolah lapang GAP dan GHP serta bantuan alat mesin pertanian.

Seperti Kamis 18/07 kemarin, Poktan Rukun Tani dari Desa Penggung Kecamatan Nawangan mendapat jatah dilaksanakan Bimtek pemeliharaan tanaman Jeruk dari Tim Teknis Tanaman Hortikultura Dinas Pertanian. “Bimbingan itu menitik beratkan pada pemangkasan tanaman jeruk dan pemupukan,” kata Dian Anggari Kasi Produksi Hortikultura Dinas Pertanian kepada Diskominfo.

Mengingat pemangkasan ini sering diabaikan oleh petani, sehingga kondisi tanaman terlalu rimbun yang mengakibatkan mudah terserang hama penyakit. Karena kurangnya sinar matahari yang masuk. Akibatnya tanaman kurang sehat dan hasil produksi kurang bagus. “Peserta kita yang hadir adalah petani yang mendapat bantuan Jeruk Baby dan petugas pendamping. Kami sangat berharap para petani nanti menularkan ilmunya ke sesama anggota kelompok,” harap Dia.

Dian juga mengatakan tujuan lain pemangkasan adalah untuk membentuk kerangka tanaman, mempercepat pertumbuhan, mengurangi serangan hama penyakit, dan untuk efisiensi unsur hara. Sedangkan pemangkasan pemeliharaan yang dilakukan pada tanaman yang sudah berproduksi berguna untuk mengatur produksi dan menjaga kesehatan tanaman. Pemangkasan pemeliharaan yang dilakukan pada saat produksi tinggi tidak boleh terlalu banyak karena pada kondisi ini karbohidrat (nutrisi) banyak yang hilang terangkut melalui panen.

Pemupukan juga berperan penting dalam pemeliharaan tanaman jeruk. Fenomena mutu buah jeruk nasional yang belum memuaskan dan munculnya gejala kekurangan hara pada daun yang bermuara pada kemerosotan kesehatan tanaman jeruk di beberapa sentra produksi, itu menunjukkan bahwa usaha menjaga kesuburan lahan yang dilakukan oleh petani melalui pemupukan masih belum sesuai dengan kebutuhan tanaman. Aplikasi pupuk tidak berimbang seperti pemberian urea berlebihan atau tanpa pupuk lain masih sering terjadi. Akibatnya, tidak hanya mutu buah rendah (sari buah sedikit dan rasanya hambar) tetapi juga pemborosan dan bisa menimbulkan pencemaran nitrat dalam air.

“Dalam bimtek petani mendalami nutrisi yang dibutuhkan, berapa dosisnya, kapan waktu dibutuhkan, dan bagaimana cara aplikasinya pada tanaman jeruk. Adanya pendampingan dalam bentuk bimtek pemeliharaan tanaman jeruk ini petani ke depan lebih memahami cara perawatan tanaman jeruk yang berujung pada peningkatan produksi,” imbuh Dian. (DinasPertanian/budi/wira/riyanto/DiskominfoPacitan)