Sesuai rilis resmi Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) musim hujan dipastikan masih berlanjut di Kabupaten Pacitan. Pihaknya memastikan kemarau akan terjadi antara bulan April mendatang di sebagian Jawa (Pacitan), Bali dan Nusa Tenggara di 22,8 Zona Musim (ZOM).
Dwikorita Karnawati mengatakan pancaroba terjadi di pertengahan bulan Mei, masa peralihan ini membuat sebagian wilayah telah masuk dalam musim kemarau. Sedang anomali musim global menunjukkan kondisi La Nina diprediksi masih akan terus berlangsung hingga Mei.
Kedatangan musim kemarau juga berkaitan erat dengan dengan peralihan Angin Baratan (Muson Asia) menjadi angin Timuran (Muson Australia) yang terjadi pada akhir Maret mendatang.
“Musim kemarau pada tahun 2021 akan datang lebih lambat dengan akumulasi curah hujan yang mirip dengan kondisi kemarau biasanya. Artinya normal dan kecil peluang terjadi kekeringan,” kata Herizal, Deputi Bidang Klimatologi BMKG).
Sementara itu puncak kemarau diprediksi akan terjadi pada pertengahan Agustus 2021, hal ini diharap semua instansi terkait maupun masyarakat untuk siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak kemarau. Utamanya di wilayah yang rawan kebakaran lahan dan hutan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan Didik Alih Wibowo mengatakan telah menindaklanjuti rilis BMKG tersebut dengan memetakan zona kekeringan di Kabupaten Pacitan.
Meski dipantau tidak sekering tahun 2018 yang melanda 54 desa, namun BPBD saat ini tengah fokus di 45 desa yang diprediksi mengalami kekeringan di puncak kemarau. “Kami terus mempersiapkan diri dengan koordinasi maupun mempersiapkan sarana dan prasarana, namun begitu masyarakat harus bijak menggunakan air dari sekarang,” tambah Didik. (bd/frd/ss/ryt/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).