Pacitan- Pada bulan ramadan, terdapat satu peristiwa yang sangat bersejarah, yaitu malam Nuzulul Qur’an. Maka sudah sepantasnya umat islam memperbanyak doa sekaligus melakukan amalan pada bulan penuh cinta ini.
Hal itu disampaikan oleh Mudir Ma’had Aly Attarmasi KH. KRT. Luqman Haris Dimyathi pada peringatan nuzulul qur’an yang diadakan oleh mahasantri program KKM di Dusun Satriyan, Desa Hadiluwih, Kecamatan Ngadirojo, Senin malam (18/4).
“Bulan ramadan merupakan bulan pembakaran dosa. Kita dianjurkan membaca doa “allahumma innaka afinwun karim tuhibbu afwa fa’fu anni ya karim”. Doa itu ada dua macam yaitu doa ma’tsur dan ghoiru ma’tsur. Termasuk ini salah satu doa yang ma’tsur yaitu doa yang redaksinya asli dari kanjeng nabi,” ungkap kiai.
Kiai Luqman menganjurkan agar membaca doa ini sebanyak-banyaknya di bulan ramadan.
“Bulan ramadan itu disamping bulan ampunan, bulan rahmah, ada istilah bulan cintanya Allah kepada kita semua dengan catatan Allah mencintai hambanya yang meminta maaf,”pesanya.
Pada kesempatan itu, Kiai Luqman kembali menjelaskan tentang Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW ketika bertemu dengan rab-Nya.
Pada malam itu malaikat Jibril mengantarkan rasulullah naik ke sidratul munta. Namun karena malaikat jibril tidak diperkenankan untuk mencapai sidratul muntaha, maka malaikat pun mengatakan kepada rasulullah saw untuk melanjutkan perjalanan sendiri tanpa dirinya.
“Dan jadilah rangkaian percakapan antara nabi Muhammad SAW dengan Allah SWT menjadi suatu bacaan dalam shalat yaitu pada posisi tahiyat awal dan akhir,” ungkap kiai.
Atas nama institusi Ma’had Ali, kiai meminta doa restu kepada seluruh masyarakat sekitar untuk peserta KKM Ma’had Aly semoga dijadikan menjadi generasi yang shalih dan shalihah.
“Kami juga meminta maaf yang sebesar- besarnya apabaila ada tingkah laku dari mahasantri yang kurang berkenan di hati seluruh masyarakat Desa Hadiluwih,” tandasnya.
Penulis: M. Ishom Hadzik
Redaktur: Zaenal Faizin