PACITAN-Kasus bisnis tipu-tipu berkedok dana investasi yang diduga melibatkan salah seorang oknum pejabat di Pemkab Pacitan, sepertinya belum tersentuh pihak berwajib. Bahkan ditengarai, pelaku dari bisnis mirip multi level marketing (MLM) itu, konon sudah sepekan ini menghilang dari kantornya. “Memang sudah hampir sepekan ini, yang bersangkutan meninggalkan tugas,” ujar H. Wasy Prajitno, Kepala Badan Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal, Pacitan, yang merupakan atasan dari oknum tersebut.
Wasy mengungkapkan, pihaknya sudah banyak mengantongi informasi terkait kasus yang tengah melilit anak buahnya itu. Ia mengaku kaget, lantaran banyak pihak yang konon menjadi korban dari bisnis abu-abu itu. “Kabar yang kami terima, jumlahnya mencapai miliaran rupiah,” sebutnya pada awak media.
Menurut Wasy, sementara ini pihaknya akan mengambil langkah persuasif. Ia menyarankan agar yang bersangkutan mengajukan masa persiapan pensiun (MPP). Hal tersebut dilakukan, agar yang bersangkutan lebih berkonsentrasi menyelesaikan permasalahannya. “Sebab, secara administratif, yang bersangkutan mungkin sudah memenuhi syarat seandainya mengajukan pensiun dini. Usianya sudah 55 tahun. Sebenarnya kalau UU ASN belum terbit, tahun depan yang bersangkutan sudah pensiun,” jelasnya.
Menyikapi persoalan indisiplioner yang melibatkan anak buahnya itu, Wasy mengaku sudah mengambil langkah koordinasi dengan Sekda dan bupati. “Persoalan ini sudah kami koordinasikan dengan pejabat diatas saya. Seperti Pak Sek (Sekda, Red) dan Pak Bupati, sudah tahu masalah itu,” ungkap mantan Asisten Administrasi Pembangunan, Sekkab Pacitan itu.
Sebagaimana pernah diberitakan, banyak pihak mengaku dirugikan atas bujuk rayu dari oknum pejabat di Pemkab Pacitan yang mengajaknya berbisnis dana investasi. Para korban yang mayoritas PNS itu terlanjur menyetorkan dana bernilai ratusan juta rupiah, dengan harapan mendapatkan profit sharing dari usaha tersebut. Namun apesnya, bagi untung yang dijanjikan tersebut tak pernah terealisasi. Bahkan modal mereka terancam hilang. Sialnya lagi, para pemodal itu mendapatkan fresh money dari pihak ketiga. Bukannya untung yang didapat, namun malah buntung. Kredit mereka terancam macet, lantaran modalnya hilang tanpa ada kejelasan. (yun)jurnalberita.com