Berbagai macam bencana alam yang marak terjadi dalam beberapa dekade terakhir ini adalah buah dari perbuatan manusia. Karena itu manusia harus bersahabat dengan alam. Hal itu disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif ketika memberikan paparan pada diskusi publik bertema “Strategi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Dalam Rangka Gerakan Pengurangan Risiko Bencana Melalui Sekolah Laut” di pendopo Kabupaten Pacitan, Jum’at (3/11/2017) malam. “Kita harus bersahabat dengan alam. Kita sayang laut, maka laut akan menyayangi kita,” ucap dia.
Lebih lanjut pria kelahiran Kediri ini menyampaikan harus ada upaya konkrit dalam pemberdayaan masyarakat di kawasan pesisir. Salah satunya pada kelompok nelayan. Sebab faktor kemiskinan menjadi salah satu sebab masyarakat abai terhadap ancaman bahaya dan potensi bencana alam. “Masyarakat diberdayakan. Relawan ajak nelayan untuk melakukan kegiatan produktif,” katanya.
Menurutnya, meski Kabupaten Pacitan dibayangi potensi gempa bumi dan gelombang tsunami, tetapi masih ada karunia yang diberikan oleh Sang Maha Pencipta. Yakni kondisi geografis berbukit. Dengan demikian, ketika bencana yang satu itu terjadi, masyarakat dapat segera mencapai ketinggian agar luput dari jangkauan gelombang. “Rata-rata ketinggian gelombang tsunami 15 meter. Masyarakat harus dibuatkan akses lebih banyak menuju ke perbukitan,” terang Syamsul.
Sebelumnya, Bupati Indartato menyatakan bahwa dalam kurun waktu dua tahun terakhir dampak bencana alam banjir menurun. Hanya saja kemudian muncul fenomena gerakan tanah dan memicu amblesan. “Syukur tidak ada korban jiwa dari kejadian-kejadian itu,” tukasnya.
Terkait kegiatan program Sekolah Laut dari BNPB, bupati berharap agar bermanfaat untuk masyarakat. Utamanya menghadapi ancaman bencana alam. “Mudah-mudahan memberi manfaat untuk masyarakat,” harap dia. (arif/nasrul/tarmuji/pranoto/humaspacitan)