Benak Arthur Agostinho De Abreu tergambar peradaban luar biasa saat ia dan kawannya Javier Lopez Caballero mamasuki Goa Song Terus salah satu titik kawasan Geopark Gunung Sewu yang berada di Pacitan.
Sebelumnya dua bule sebagai Asesor dari United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (Unesco) tersebut mengunjungi Etalase Geopark di Kawasan Pancer Door dan dilanjutkan ke Pantai Klayar.
“Unesco Global Geopark Gunung Sewu merupakan anggota dari 193 Geopark dibawah Unesco. Geopark digunakan untuk mengenal dan memahami keterkaitan manusia dan planetnya, meliputi geologi biologi dan budayannya dan juga untuk memahami pengetahuan dan kemampuan yang tidak terwujud dari wilayah itu sendiri,” kata Arthur usai ditranslit ke Bahasa Indonesia kemarin 23/07.
Setiap empat tahun sekali dilakukan Revalidasi di semua kawasan Geopark, termasuk di Gunung Sewu yang terbentang di tiga Kabupaten baik Pacitan, Wonigiri dan Gunungkidul dan berada di tiga Provinsi berbeda.
Menurut Arthur ini penting dilakukan, Dia dan temannya Javier akan melihat semua kawasan tersebut, baik kondisi fisik, masyarakat, kebudayaan yang ada, dan termasuk apa saja yang dilakukan pemerintah bersama masyarakat untuk menjaga taman bumi ini dimana selanjutnya akan dilaporkan ke Unesco.
Sejak ditetapkan Gunung Sewu menjadi kawasan Geopark oleh Unesco pada tahun 2015, Pemerintah memang total dalam berbagai kewajibannya, pelestarian alam memang utama, namun itu harus berimbas langsung pada peningkatan perekomomian masyarakat sekitar.
Sedangkan kawasan Gunung Sewu adalah kawasan Karst, penduduknya kebanyakan hidup bertani, awalnya ini adalah masalah sulit. “kita meningkatkan penggunakan sistim pertanian organik dan semi organik, mengurangi penggunaan bahan kimia yang dapat merusak alam,” kata Kepala Dinas Pertanian Pacitan Pamuji kepada Tim Diskominfo Pacitan.
Begitu juga Eny Setyowati Kepala Dinas Koperasi dan UKM Pacitan, sejak masuknya Gunung Sewu Menjadi bagian dari Geopark Global Network (GGM) Geoproduk yang berperan menjadi salah satu penunjang jauh-jauh hari telah dipersiapkan. Ia bersukur karena Pacitan kaya Geoproduk. “Seperti batik salah satu warisan leluhur, bagaimana kita kemas dengan sebaik mungkin,” paparnya. Sehingga secara langsung Geoproduk Pacitan memberi kontribusi terhadap peningkatan ekomomi masyarakat.
Dari tiga wilayah yang ada, umumnya memiliki keunikan tersendiri, seperti halnya Pantai Klayar dengan batu yang menyerupai patung Sphinx, atau Song Terus yang kaya akan fosil manusia purba menjadi cermin kekayaan negeri yang tak ternilai harganya.
“tugas kita bagaimana bentang alam ini bisa bermanfaat untuk kesejahteraan, karena bicara geopark kita tidak cukup bicara keindahan, tapi disamping indah harus ada unsur edukasi, misalnya saja Klayar yang memiliki proses geologi yang luar biasa. Masyarakat memiliki tugas menjaga, memuliakan itu sampai mendapat manfaat. Konsep dari Unesco sangat luar biasa,” jelas Budi Marsono Jenderal Menejer Gunung Sewu Unesco Geopark dan Presiden Geopark Indonesia.
Tapi sejauh ini, wisatawan yang berkunjung ke Pacitan masih mengutamakan lanskapnya saja, ini sayang jika dibiarkan. Mengingat para wisatawan bisa lebih dari sekedar liburan. “Secara massif kami terus meningkatkan literasi terhadap wisatawan dengan memberikan papan-papan informasi disetiap lokasi Gunung Sewu. Termasuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) kami bekali mereka pengetahuan Geopark. Minimal di daerahnya sehingga mampu menyampaikan informasi mengenai Gunung Sewu,” kata Endang Surjasri Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Pacitan.
Daryono bersyukur, karena menilai masyarakat mempunyai kesadaran tinggi untuk menjaga alam. Terlebih pengakuan Unesco yang dirasa masyarakat sebagai anugrah yang harus dipertahankan dan dilesatarikan. “Konservasi, ekonomi, dan yang lain kami terus kaji bersama instansi lain dan para pemangku kebijakan,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.
Berbagai komunikasi dilakukan Bupati Pacitan Indartato dengan seluruh elemen, termasuk kepada orang nomor satu di Wonogiri dan Gunungkidul. “Kawasan Gunung Sewu yang diakui dunia harus kita maksimalkan, supaya berimbas pada peningkatan ekonomi masyarakat bisa tercapai maksimal, melalui suport kepada Pawonsari (Pacitan, Wonogiri dan Wonosari. red) baik pendidikan, wisata dan sebagainya,” tegas Indartato.
Bicara Geopark semua terlibat didalamnya, termasuk para pelajar, Boby Rahman Hartanto Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Pacitan yang sempat diwawancara asesor itu mengaku bangga dengan keterkaitan Pacitan dalam peran Gunung Sewu, dirinya sadar sebagai genarasi penerus harus mempunyai banyak wawasan terhadap geologi khusunya di Kabupaten Pacitan. “Supaya kami nanti juga dapat menjaga alam kita yang kaya sejarah dan indah ini,” kata Boby.
Sebelum bertolak menuju Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah Arthur mengatakan penilaian dititikberatkan pada pengembangan menejemen Geopark, yakni pengembangan lokal, yang juga harus disampaikan ke masyarakat sekitar. Dan cara tersebut menjadi prioritas yang akan dilaporkan ke Unesco. (budi/rista/wawan/riyanto/jainul/yuko/anjar/wira/DiskominfoPacitan)