Rumah sederhana itu baru berdiri diantara puing-puing reruntuhan. Meskipun hanya berukuran 2X3 meter berdinding anyaman bambu namun sudah cukup bagi Siti untuk bernaung. Rumah tersebut berdiri kembali atas prakarsa warga setelah sebelumnya ambruk diterjang banjir akhir 2017 lalu.
Siti sendiri adalah warga Rt 2 RW 4 Dusun Bengkal Desa Tanjungsari Kecamatan Pacitan. Janda beranak dua itu kini hidup sebatang kara. Kedua anaknya sudah tidak lagi tinggal serumah dengannya. Sebelum tragedi banjir yang membuatnya kehilangan rumah, Siti sempat tinggal bersama saudaranya di kota Surabaya. Namun entah kenapa, akhir tahun 2019 lalu, Saudaranya memulangkan Siti kembali ke Pacitan.
“ Dulu, bu Siti sempat dibawa keluarganya ke Surabaya namun, tiba-tiba dipulangkan kembali”, kata Ketik Fachrudin warga setempat.
Tanpa tempat bernaung , Siti terpaksa tinggal bergantian dirumah warga. Beruntung, Siti masih bisa mendapat bantuan sosial dari pemerintah untuk pegangan hidup.
“Karena kondisinya itu warga akhirnya bergotong royong memperbaiki rumah seadanya” tambah Yoko, Ketua RT setempat.
Kisah Siti, sampai ke telinga Bupati Indartato. Orang nomor satu di jajaran Pemkab Pacitan itu langsung mendatangi rumah perempuan paruh baya tersebut. Selain ingin melihat langsung kondisi Siti, bupati juga memberikan beragam bantuan. Mulai dari uang tunai, paket sembako, alas tempat tidur serta selimut.
“Saya sampaikan terimakasih kepada pak Kades juga pak RT yang sudah upayakan warganya yang kesusahan”, tuturnya, Selasa (09/06/20).
Meskipun Siti sudah bisa menempati rumah hasil gotong royong warga, namun hunian tersebut masih sangat sederhana. Pun demikian dengan lantainya yang masih tanah. Untuk itu, bupati minta kepada Dinas terkait, mengupayakan perbaikan agar rumah tinggal tersebut lebih layak huni dan sehat. (Rizky/Luky/Arif/Humas Pacitan)