Sejumlah Pendekar Muda Ikuti Festival Pencak Silat Pagar Nusa Pacitan

0
248
Persatuan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa Pacitan menggelar Festival Pencak Silat NU ke-2 di Auditorium KH Bakri Hasbullah, Pesantren Al Fattah Kikil, Arjosari, Pacitan, Sabtu-Ahad (11-12/3). Festival Pencak Silat NU dirangkaikan dengan peringatan usia Lima Windu Kebangkitan Pesantren Al-Fattah Kikil, Arjosari.
Ketua Pagar Nusa Pacitan, Arif Susilo menyampaikan festival ini merupakan sebuah bentuk pembinaan prestasi, pengembangan dan penggalian tradisi lokal. Pencak silat, katanya, adalah suatu seni bela diri tradisional asli Indonesia.
“Pencak silat Pagar Nusa mengandung nilai seni, olahraga dan juga spiritual dalam wadah negara kesatuan republik Indonesia,” tuturnya.
Dijelaskan olehnya, festival ini diikuti oleh para pendekar muda yang berasal dari ranting Pagar Nusa dari seluruh Kecamatan di Pacitan dan perwakilan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Dalam kejuaraan ini, kelas yang dipertandingkan adalah tingkat remaja.”Jadi bobot berat badan para pesilat ini antara 45 sampai 60 kg,” jelasnya.
Selain berbentuk pertandingan, Festival kali ini juga menampilkan beberapa seni jurus khas Pagar Nusa.” Jadi akan ada seni, semacam jurus tunggal pesilat standar yang dipakai di PON ataupun SEA Games,” ujarnya.
Ketua PCNU Pacitan KH Mahmud mengatakan, Persatuan pencak silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa sebagai pagarnya NU, pagarnya ulama dan bangsa diharap dapat menjadi teladan bagi perkumpulan pencak silat lain. Keteladanan itu harus tercermin dari sikap dan tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai dan jiwa Pagar Nusa.
“Pagar Nusa harus berada yang paling depan dalam hal apapun di pencak silat. Paling depan sebagai ahlak yang terbaik, paling depan sebagai seorang muslim yang baik, paling depan sebagai ahli ibadah yang baik, dan paling depan dalam mengawal republik Indonesia ini,” katanya.
Kiai Mahmud berharap Pagar Nusa dapat kembali meramaikan dunia persilatan di lingkungan pesantren. Sebab, menurutnya, setelah ditinggal wafat oleh Mahaguru Pagar Nusa KH Maksum Jauhari atau Gus Maksum Lirboyo, kegiatan pencak silat dilingkungan pesantren kian redup.
Oleh karenanya, Pagar Nusa didorong untuk lebih aktif melatih dan menularkan ilmu bela dirinya kepada para santri di Pondok Pesantren. Selain itu, kegiatan perlombaan Pagar Nusa kedepannya harus sering dilakukan di lingkungan pesantren.
Pengasuh Pesantren Al Fattah Kikil KH Burhanuddin HB mengapresiasi kegiatan festival pencak silat yang digelar di  pesantrennya. Kiai Burhan berharap Pagar Nusa di Pacitan kedepan paling tidak bisa seperti Pagar Nusa di Lirboyo, sebagai tempat kelahiran Gus Maksum. “Ini bukan hayalan tapi ini adalah doa,”tutur Kiai Burhan.
Para pesilat muda diharap untuk terus bersemangat dalam belajar dan berjuang melalui Pagar Nusa. “Sebab kalianlah yang memagari pesantren,  kalian yang menjaga NU dan kalian yang menjaga Indonesia ini,” tandasnya.
Pembukaan Festival Pencak Silat NU ke-II dibuka secara resmi oleh Asisten Tiga Bupati Pacitan, Drs Sakundoko. Sabtu sore (11/3). Pembukaan dimeriahkan oleh atraksi dan peragaan berbagai jurus Pencak Silat yang dibawakan oleh pendekar-pendekar dari Pagar Nusa Pacitan. (Zaenal Faizin/Fathoni)nu.or.id