Malam itu, Senin 27 November 2017 mendung hitam menutupi sebagian besar langit Pacitan. Hujan sangat deras mengguyur Pacitan bercampur dengan angin kencang. Suasana listrik yang pada menambahkan gulitanya tanah kelahiran Presiden ke-6 RI SBY.
Waktu menunjukkan pukul 01.00 atau tepatnya selasa, 28 November dini hari. Hujan belum juga berhenti, akan tetapi air mengalir deras selaksa di aliran sungai di jalan yang baru tahun ini selesai diaspal. Parit yang seharusnya dialiri air sudah tidak lagi mampu menampung debit air.
Di dusun sebelah (Purwosari) sudha mulai terdengar suara kentongan pertanda air mulai masuk ke pekarangan rumah. Tak lama kemudian airpun tampak naik disekitar rumah saya. sekitar pukul 02.00 saya kerumah tetangga yang rumahnya berada paling ujung dan paling rendah(Pak Tri dengan cucunya Wahyu) untuk membantu menaikkan barang-barang yang bisa diselamatkan.
Saat air begitu cepat naik, sayapun pulang ke rumah. Ternyata air juga sudha meninggi dipekarangan rumah. Kubangunkan anak istri untuk bergegas. Meskipun biasanya banjir tidak masuk rumah, tetapi perasaan waktu itu banjir belum ada tanda-tanda akan surut.
Akhirnya pukul 02.30 disaat air sudah masuk kedalam teras, anak dan istri ak ungsikan di rumah saudara yang lebih tinggi. Sampai menjelang pagi setelah subuh airpun belum surut. dan sudah dipastikan banyak barang-barang, dokumen, alat elektronik, kendaraan yang terendam banjir.
Menjelang Siang, sekitar pukul 10.00 air sudah mulia surut dan warga mulai membersihkan rumahnya. Akan tetapi menjelang tengah hari, hujan kembali turun dengan derasnya. Sampai malam hari, hujan juga belum reda. Tidak ada listrik dan jaringan komunikasi seluler selama kurang lebih 4 hari. Sampai akhirnya kabar beredar jika banjir ini meluas dan merata hampir diseluruh wilayah Kabupaten Pacitan. Hujan di bulan November ini menyebabkan Banjir, tanah longsor yang merenggut harta benda, hewan ternak, korban jiwa dan merusak sebagian besar infrastruktur.
Saat ini Pacitan mulai Bangkit dari mimpi buruknya untuk kembai membangun mimpi-mimpi dan harapan hari esok dan masa depan yang lebih baik. #Pacitanbangkit. #terimakasihrelawan, donatur, dan semua pihak yang sudah berbagi dengan warga pacitan korban bencana alam.
Khusus dari saya, terima kasih untuk Bapak Erickson Sidjabat dan kawan-kawan yang tergabung di The Asia Foundation (TAF), Mas Rahmadi Usman dan kawan-kawan yang tergabung di Center on Child Protection University of Indonesia (PUSKAPA UI), Kakak Luviana dan kawan-kawan yang tergabung di Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN)
Ucapan terima kasih mewakili kami yang menerima bantuan berupa alat tulis, alat belajar, peralatan kebersihan dan alat pendidikan lainnya. Sebagian besar donasi kami sumbangkan ke TK Tunas Asri 73 Desa Purwoasri yang juga terdampak bencana Banjir dimana hampir semua peralatan sekolah anak terendam dan tidak bisa lagi dipakai untuk proses kegiatan belajar mengajar.
Semoga dengan bencana ini kita bisa mengambil hikmah dan terus semangat untuk bangkit. Pacitan akan bangkit dengan semangat baru dan harapan baru lagi. Kita semua bersaudara, dikala susah dan senang kita adalah Indonesia. Indonesia yang penuh harapan dan masa depan
Bangkit, Bangkit dan Bangkit lagi.
Pacitan, 08 Desember 2017
Agus Hariyanto