Pacitannews – Beredarnya display picture (DP) disejumlah kontak Black Berry Messenger (BBM) dengan objek gambar Joko Wi dan Ketum PDIP, Megawati Soekarno Putri yang disertai kalimat bernadakan ejekan, memantik reaksi sejumlah loyalis partai moncong putih di Pacitan. Salah satunya Eko Setyo Ranu. Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) PDIP, Kecamatan Pringkuku tersebut mengecam keras atas tindakan tidak senonoh yang dilakukan sejumlah user BBM dan pemilik akun Facebook serta Twitter yang telah memposting atau memasang gambar petinggi partai dan Gubernur DKI itu secara tidak wajar. “Ini pelecehan moralitas dan sangat menyinggung keberadaan Bu Mega sebagai Ketum PDIP dan Joko Wi sebagai Capres,” kata Eko, saat ditemui di ruang Fraksi PDIP, DPRD Kabupaten Pacitan, Kamis (8/5).
Wakil rakyat Dapil Kecamatan Pacitan-Pringkuku tersebut menegaskan, PDIP merupakan partai yang lebih mengedepankan etika dan kesantunan dalam berkomunikasi. Mulai dari level paling buncit, hingga jajaran elite. “Kami selalu mengedepankan kesantunan. Termasuk pencapresan Joko Wi, bukan hanya kemauan Ketua Umum. Tapi semua itu ada proses dan mekanismenya. Mulai dari bawah hingga dipusat,” bebernya.
Eko juga menegaskan, style kepemimpinan Mega Wati, bukan mengedepankan sikap otoriter dan diktator. Semua keputusan diambil melalui proses musyawarah- mufakat dengan semua jajaran. “Kalau Bu Mega itu seorang diktator, mungkin tidak seperti itu. Munculnya Joko Wi sebagai capres, sudah melalui proses cukup panjang. Semua jajaran mulai tingkat desa hingga pusat, diajak berembug,” tuturnya pada wartawan.
Lebih lanjut legislator dua periode itu mengatakan, munculnya gambar Megawati dan Joko Wi yang disertai kalimat-kalimat sindiran tersebut, diakui sangat membuat ketersinggungan semua kader PDIP. Bahkan bangsa ini ikut merasa tersakiti oleh ulah sekelompok pihak tersebut. “Pelakunya jelas bukan orang normal. Kalau mereka itu waras, pasti saling menghormati satu dengan lainnya,” kecam Eko.
Sebagai bangsa yang besar dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, semestinya harus memberikan solusi terbaik, andaikata keputusan yang diambil Ketum PDIP soal pencapresan Joko Wi, dinilai kurang pas. “Tidak harus mencela dan melecehkan seperti itu. Berikan Komentar yang sehat, komentar yang memberikan solusi terbaik. Semua sudah punya tempat sendiri kok. Bangsa itu, semakin tambah tahun semakin tambah cerdas, dan saling menghormati satu dengan yang lain,” tandasnya. (yun)
http://jurnalberita.com/2014/05/kader-moncong-putih-anggap-sebagai-pelecehan/