Sebagai wilayah yang rentan dilanda bencana alam diperlukan persiapan lebih. Tak hanya menyadarkan masyarakat akan bahaya bencana itu sendiri, tetapi juga kesiapan tenaga medisnya. “Pacitan banyak potensi bencana. Kita harus menyiapkan tenaga kesehatan untuk menangani kondisi darurat,” kata Bupati Indartato ketika membuka Pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) dan pengukuhan Tim Siaga Bencana Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Pacitan di gedung Karya Darma, Jum’at (8/9/2017) pagi.
Seperti diketahui potensi bencana alam di Kabupaten Pacitan hampir merata disemua wilayah. Sebab, kawannya dominan perbukitan dan gunung. Hanya sekitar 15 persen diantaranya dataran. Potensi bencana itu diantaranya banjir, tanah longsor, kekeringan, gempa bumi, maupun gelombang tsunami.
Ketua PPNI Kabupaten Pacitan Rahmadi mengungkapkan, peran perawat tidak hanya berupaya memberi andil dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Lebih dari itu, pihaknya juga ingin berperan dalam pengurangan resiko bencana. Sebab penanggulangan bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah,namun semua pihak. “ Termasuk kami sebagai organisasi profesi,” tukasnya.
Keberadaan perawat sendiri cukup efektif dilihat dari sisi penyebarannya. Karena berada di desa/kelurahan seluruh Kabupaten Pacitan. Dengan jumlah total mencapai 582 orang maka mereka cukup potensial ikut dalam upaya penanggulangan resiko bencana (PRB). “Tentunya selalu berkordinasi dengan BPBD,” ucap Rahmadi.
Selama pelatihan yang berlangsung tiga hari, mulai tanggal 8-10 September, peserta akan mendapat materi dari Tim EMT 118 Surabaya tentang pertolongan hidup dasar pada korban henti jantung dan pertolongan hidup dasar pada korban trauma akibat kecelakaan, musibah massal serta akibat bencana. Diakhir kegiatan peserta yang lulus uji teori dan praktik akan mendapatkan sertifikat. Dimana sertifikat itu dapat juga menjadi salah satu syarat dalam akreditasi rumah sakit maupun akreditasi puskesmas. (arif/tarmuji/danang/humaspacitan)