Tsunami, memiliki sejarah panjang bencana di Dunia. Di Indonesia tsunami pernah merenggut nyawa sebanyak 230.000–280.000 melayang Pada tahun 2004 silam, dikenal dengan Gempa dan Tsunami Samudera Hindia.
Profesor Ronald Albert Harris (Ron Harris) dari Universitas Brigham Young University (BYU), mengingatkan adanya potensi gelombang tsunami termasuk di pantai selatan. Bukan membuat keruh suasana, tapi ini adalah momentum bagi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan untuk menanamkan tanggap bencana kepada masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir selatan, yang mereka beri nama Ekspedisi Destana Tsunami.
Dimulai dari Banyuwangi pada 12/07 lalu, dan sampai di Bumi Perkemahan Pancer Door pada 23/07 kemarin. Diannitta Agustinawati, Kasi Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan mengatakan fokus rangkaian Ekspedisi Destana Tsunami berada di 2 titik, pertama di Hadiwarno Kecamatan Ngadirojo dan Pancer Door di Kecamatan Pacitan. “Diikuti 27 desa di pesisir pantai selatan.” katanya.
Di Pacitan, ekspedisi ini diikuti oleh 6000 peserta, baik anak-anak, pelajar, masyarakat, nelayan dan lainnya dengan berbagai program kegiatan yang bermacam-macam. seperti siswa Taman Kanak-Kanak disediakan lomba mewarnai yang diikuti 1600 peserta. “Gambar yang diwarna tentu yang berhubungan dengan berbagai informasi bencana dan mitigasi-nya,” ujar Dian.
Lilik Kurniawan Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB sangat bersemangat saat di Pacitan, wajah itu terpancar ketika Cangkrukan Bareng Dengan Komunitas Nelayan Srono Jolo dan komunitas lain. Ditemani kopi, Lilik gambling menuturkan berbagai ancaman tsunami dan mitigasi-nya. Tidak lupa di agenda itu ia menjawab berbagai pertanyaan dari para peserta.
Kepada awak media yang memang dilibatkan secara aktif, Lilik mengaku bersyukur terhadap totalitas pemerintah daerah dengan Ekspedisi Destana Tsunami termasuk dengan masyaratnya yang peduli dengan risiko bencana. “Kami berharap masyarakat Kabupaten Pacitan bisa nyaman dan terhindar dari bencana dan sekaligus mengantisipasi bencana (tsunami)red,” kata Lilik.
Bupati Pacitan Indartato juga demikian, Dia berharap berbagai kerja sama tiap tahun diharapkan terus ditingkatkan, bukan hanya dengan pemerintah pusat, kelompok-kelompok lokal diharap selalu bersatu. “Untuk kebijakan, utamanya yang menyangkut dengan bencana akan kami mudahkan,” kata Bupati usai menanam Pohon Cemara Udang dan memasang Papan Informasi Bencana di Pancer Door bagian timur dan tengah kemarin 23/07. Pemasangan papan informasi bukan untuk menakut-nakuti, tapi sebagai upaya untuk membuat masyarakat selalu sadar dan siaga.
Penanaman Pohon Cemara Udang (Green Belt) adalah bagian acara inti ekspedisi di Pacitan, karena fungsinya yang dapat menghambat ombak jika terjadi tsunami. Selain itu Cemara Udang membuat pantai lebih sejuk dan rindang, terlebih Green Belt mampu menambah daya tarik wisatawan. Itu membuat Lilik berharap agar pohon-pohon itu tetap dijaga keberadaannya.
Ekspedisi Destana Tsunami bukan akhir dari rangkaian kegiatan, ke depan berbagai program akan terus dilakukan dengan seluruh elemen, karena potensi bencana terus mengancam seluruh masyarakat disemua wilayah, dengan bentuk yang berbeda pemerintah akan terus menciptakan masyarakat yang sadar akan bahaya bencana, termasuk ancaman gempa bumi yang disertai tsunami. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).