Gerakan outbreak respon immunization (ORI) sebagai respon merebaknya penyakit difteri di Jawa Timur dilakukan dalam tiga periode. Termasuk di Kabupaten Pacitan. “Yaitu Februari, Juli, dan Desember. Ini serentak di Jawa Timur,” kata Kepala Dinas Kesehatan dr. Eko Budiono, Selasa (13/2/2018) saat pencanangan gerakan ORI di SMKN 2 Pacitan.
Di Kabupaten Pacitan sendiri jumlah sasaran imunisasi mencapai 138.162 jiwa. Dengan jumlah terbesar adalah siswa Sekolah Dasar (SD). Adapun rinciannya adalah balita di posyandu dan PAUD mencapai 35.400 anak, Taman Kanak-kanak (10.287), SD (45.828), SMP/MTs (22.972), SLTA (18.671), dan sasaran anak luar sekolah sebanyak 5.994 orang.
Menurut Eko imunisasi dilakukan dengan cara disuntikkan. Mereka yang akan mendapatkan suntikan kekebalan adalah anak dan remaja dengan rentang usia lebih dari satu tahun sampai 19 tahun. “ORI difteri untuk membentuk kekebalan sosial dengan sasaran 90 persen. Mengingat Jatim pada 2012 telah melakukan ORI. Tetapi belum tuntas,” ucapnya.
Untuk mendukung program tersebut telah disiapkan sebanyak 1.855 pos. Tersebar diseluruh desa sampai dusun.
Ditemui usai membuka pencanangan Bupati Indartato mendukung sepenuhnya hal tersebut. Sebab, penyakit difteri telah masuk kategori kejadian luar biasa (KLB). “Pemkab mendukung sepenuhnya gerakan ini. Sebab menjadi pangkal kesehatan. Jika masyarakat sehat, maka akan cerdas dan pandai. Sehingga ekonominya akan membaik serta meningkat,” tandasnya.
Terkait adanya kemungkinan penolakan pelaksanaan imunisasi dari warga tertentu karena pertimbangan keyakinan, bupati akan berkordinasi dan menggandeng instansi lain. “Kita pendekatan dengan MUI. Sehingga semua bisa menyadari. Karena ini penyakit berbahaya,” terang bupati. (arif/nasrul/tarmuji taher/danang/humaspacitan).