Ada yang menarik perhatian saya di lokasi konser Bukamusik di Lapangan Pussenif, Bandung, hari ini. Di antara puluhan stand pameran di seputar arena, saya melihat ada satu mushola lengkap dengan fasilitas wudlunya.
Mushola itu istimewa. Sebab dibangun secara dadakan menggunakan shelter tunggu untuk yang sedang berolahraga. Sehari-hari lapangan Pussenif digunakan untuk berolahraga anggota infantri. Sesekali disewa masyarakat untuk menggelar konser musik dan pameran.
Dalam penyelenggaraan konser musik, fasilitas mushola di dalam arena sangat penting. Apalagi kalau untuk menonton konser itu pengunjung harus menggunakan karcis.
Begitu masuk arena, sulit bagi pengunjung untuk keluar, walau hanya untuk menunaikan salat di masjid terdekat. Arena konser biasanya disterilkan dengan pemasangan pagar keliling.
Untuk mengatasi hal itu, mushola portabel menjadi solusi. Mushola itu disediakan Varda, jasa penyedia mushola portabel di Bandung.
Sebagai penyedia jasa mushola portabel yang profesional, Varda mempersiapkan mushola dengan sangat baik. Shelter tunggu itu disulap menjadi dua ruang ibadah. Satu untuk putra. Satu untuk putri. Masing-masing ruangan berukuran 5 meter x 6 meter.
Di dalam ruangan tergambar alas karpet yang masih baru. Di atas karpet tampak beberapa sajadah, sarung dan mukena. Semuanya bersih dan wangi: parfum laundry.
Saya sudah menonton beberapa konser musik di lapangan terbuka. Tapi saya baru menemukan jasa penyedia mushola portabel di Bandung.
Sungguh ide yang keren. Layak ditiru.
Konsep bisnis Varda menurut saya sangat layak diaplikasikan di kota-kota besar di Indonesia. Jumlah event yang banyak di kota-kota itu merupakan peluang besarnya.
Lembaga keagamaan bisa menjadikan mushola portabel sebagai program. Ada sisi bisnisnya. Ada sisi syariahnya. Bisa menjadi strategi fundraising, wahana pelayanan sosial keagamaan sekaligus media syiar yang potensial.
Lazismu sepertinya perlu meniru.(jto)