Pandemi Covid-19 punya peran penting mempengaruhi situasi perekonomian masyarakat Kabupaten Pacitan. Khususnya mereka yang bergantung pada bisnis pariwisata, hampir-hampir mereka benar-benar tanpa pemasukan sama sekali tiga-empat bulan terakhir. Belum lagi pedagang, pelaku industri kreatif nelayan dan yang lain, menjadi peserta terdampak runtuhnya ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Wacana New Normal yang tengah ramai menjadi pembahasan khalayak oleh media mainstream seakan memberi angin segar ditengah kehampaan. Mimpi perekonomian yang normal tanpa meninggalkan faktor kesehatan dan kemanusiaan memang tengah digodok pemerintah mulai tingkat pusat hingga wilayah-wilayah sehingga semua tidak berlarut-larut.
Dari teluk pantai Watu Karung, Pringkuku Suprapto menyambut gembira rencana ini, 10 kamar homestay yang ia gunakan untuk menjaring rupiah telah lama tidak dijamah tamu, bahkan selama ini karyawannya terpaksa ia pulangkan sementara karena bisnisnya mogok. “Sudah kami persiapkan segala hal untuk menyambut tamu,” ujar Dia begitu semangat.
Sesuai arahan pemerintah oleh Suprapto ia laksanakan sepenuhnya protokol kesehatan sesuai SOP, termasuk berbagai penyesuaian manajemen sehingga berjalannya New Normal tidak menjadi abnormal. “Pemantauan orang asing yang telah berjalan sepenuhnya kita laksanakan,” lanjut Dia.
Tak ayal, Watukarung bukan saja primadona wisatawan domestik, mereka para pehobi surfing dari belahan bumi lain begitu mengidolakan ombak Watu Karung. Kenyataan tersebut membikin momentum pada bulan-bulan terakhir 2020 tetap menjadi asa bagi mereka pelaku wisata. “Sudah banyak yang menelpon kemarin, tapi sesuai pemerintah masih kita tolak. Semoga New Normal segera dimulai,” harap Dia.
Diantara profesi yang yang lain, nelayan pun termasuk korban Covid-19, sebut saja Budi Santoso, nelayan yang fokus mencari lobster yang tinggal tak jauh dari bibir pantai Watu Karung ini juga merasakan dampak pandemi. “Karena tidak ada wisatawan pesanan lobster juga menurun,” ujar Budi.
Selama ini untuk menyambung hidup, budi dan rekan-rekannya mengaku mencari kesibukan lain supaya asap dapur tetap mengepul, termasuk bekerja sebagai kuli bangunan. Kepada Diskominfo Pacitan wajah lugunya menyiratkan semangat menyambut New Normal dengan segala mekanismenya, sehingga ekonomi tetap berjalan dan Covid-19 dapat dilumpuhkan. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan)