Pacitannews – Hubungan Iran dan AS dikenal tidak akur. Keduanya saling sembunyi-sembunyi mencari informasi terbaru di masing-masing negara.
Kabar terbaru menunjukkan sejumlah peretas Iran tertangkap basah menggunakan akun media palsu untuk spionase terhadap negera Paman Sam itu. Spionase adalah penyeledikan secara rahasia terhadap data kemiliteran dan data ekonomi negara lain.
Dikutip Mashable, Jumat 30 Mei 2014, para peretas membuat profil palsu di Facebook, Twitter, LinkedIn, dan Google+. Pembuatan akun palsu dalam jumlah banyak itu dimaksudkan agar sang peretas bisa lebih dekat dengan target incarannya. Diketahui aksi ini telah dilakukan selama tiga tahun.
Spionase tersebut diketahui oleh para ahli keamanan di iSight. Menurut iSight, para hacker itu dapat mengumpulkan kegiatan yang dilakukan sang target, bersamaan dengan lokasi, jaringan sosial terbaru, serta informasi lainnya yang dirancang untuk mengkestrak informasi dari target.
Dilansir TIME, laporan yang dilakuka iSight ini mengklaim agen-agen Iran itu membuat akun di media sosial untuk memata-matai 2.000 pejabat AS. iSight mengetahui keberadaan mereka berdasarkan jam operasi, jadwal mingguan, dan sifat target mereka.
“Para hacker itu membuat akun palsu lalu berteman dengan para pejabat Amerika yang menjadi target mereka,” ujar pihak iSight.
iSight menyimpulkan bahwa para pejabat tersebut bisa saja membocorkan rahasia negara. Bahkan kemungkinan besar, para hacker itu bisa mencuci otang para pejabat itu, yang akan membuat mereka berbalik mendukung Iran dan segala kebijakannya terhadap Amerika, baik terkait pengembangan sistem senjata, disposisi militer Amerika, atau terkait dengan aliansi AS terhadap Israel. Ini akan berpengaruh dan memberikan keuntungan dalam negosiasi kebijakan antara Iran dan Amerika.
iSight sendiri bekerja untuk FBI dan instasi pemerintahan AS yang berbasis di Dallas.http://teknologi.news.viva.co.id/