Orang kalau sudah tercabut dari akar budayanya, itu mirip kaum yg tidak punya tanah air,

0
104

etua GP Ansor NU Arjosari, H Hamka Hakim mengatakan, Indonesia dikenal dengan adat ketimuranya seperti gotong royong dan tolong menolong, kita sebagai warga negara Indonesia, maka sudah semestinya untuk turut menjaganya.

Agar budaya yang sudah diwariskan oleh nenek moyang kita secara turun-temurun ini tidak tergerus oleh budaya modern yang akhir-akhir ini justru menjadikan kita merasa asing di negeri sendiri.

“Kita jangan sampe tercabut dari akar identitas kita. Orang kalau sudah tercabut dari akar budayanya, itu mirip kaum yg tidak punya tanah air,” katanya dalam acara Kongkow budaya dan pertunjukan seni Wayang Beber yang digelar Pengurus Anak Cabang (PAC) GP Ansor NU Arjosari, Sabtu malam (31/12).

Gus Hamka, demikian sapaan akrabnya, menambahkan, dalam konteks menjalankan praktek keagamaan, kita juga tidak bisa terlepas dari produk budaya. Oleh karenanya, menyelaraskan agama dengan budaya merupakan wujud menjalankan ajaran agama itu sendiri.

“Beragama adalah praktek keseharian kita. Sedangkan budaya sebagai jatidiri kita. Sebab bila diperhatikan, Ajaran agama dan budaya, bedanya sangat tipis,” katanya.

Pada kesempatan itu, Gus Hamka mendorong produk budaya seperti Wayang Beber bisa dinikmati oleh seluruh kalangan. Tidak hanya kalangan yang mengerti budaya saja.” Mari kita dorong agar Wayang Beber yang merupakan budaya asli Pacitan ini bisa lebih populer di kalangan anak muda,” katanya.

Diskusi yang membahas tema “Membangun Desa” ini menghadirkan narasumber diantaranya, Ahmad Taufan (Camat Arjosari), M. Zafri Witcaksana (Praktisi Ekonomi), Nur Sigit Effendi (Anggota DPRD Kab Pacitan), H Mustaqim (Tokoh Agama), dan Hamka Hakim (Ketua PAC Ansor Arjosari).

Dalang Wayang Beber, Ganjar, menyuguhkan cerita pewayangan modern yang sarat dengan kritik sosial yang membangun. Hingga diskusi yang berlangsung sampai larut malam itu terasa gayeng. (Zaenal Faizin)